Mitos dan Khurafat Dalam Pandangan Islam
Islam adalah agama yang mengagungkan kebenaran. Tolok ukur
kebenaran dalam Islam yaitu bersumber dari wahyu Allah SWT, baik dalam
Al-Qur’an maupun Al-Sunnah. Islam juga mengagungkan ilmu dan mengharamkan
berkata tanpa dasar ilmu yang benar. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat
Al-Baqarah ayat 147:
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ
مِنَ الْمُمْتَرِينَ
Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu janganlah sekali-kali
kamu termasuk orang-orang yang ragu.
Diantara cara berfikir yang menyimpang dari kebenaran adalah
percaya kepada khurafat dan mitos. Yang dimaksud dengan mitos adalah
cerita-cerita bohong tentang suatu hal seperti asal usul tempat, alam, manusia
dan sebagainya yang mengandung arti mendalam dan diungkapkan dengan cara gaib.
Sedangkan definisi khurafat adalah ajaran atau keyakinan yang tidak mempunyai
landasan kebenaran, disebut pula takhayul.
Percaya dan bersandar pada khurafat dan mitos (cerita-cerita
bohong) adalah salah satu cara berfikir dan berdalil orang-orang musryik.
Mereka tidak menggunakan akal dan hati mereka untuk mencari dan mengamalkan
kebenaran. Dan itu merupakan sebab mereka dimasukan ke dalam Neraka. Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Mulk ayat 10:
وَقَالُوا
لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ
نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي
أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau
memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni
Neraka yang menyala-nyala."
Khurafat dan mitos merupakan salah satu sebab disembahnya
patung-patung, batu, benda-benda keramat dan sesembahan lainnya selain Allah
SWT. Di Indonesia khususnya, banyak khurafat dan mitos yang hingga saat ini
dipercaya sebagai sebuah kebenaran secara turun temurun. Bahkan bukan hanya
dipercaya tapi kepercayaan itu direalisasaikan dalam bentuk ritual-ritual
tertentu yang mengandung unsur kesyirikan.
Salah satu contoh mitos yang hingga saat ini masih diyakini
adalah mitos tentang Candi Prambanan, asal usul gunung Tangkuban Perahu, asal
usul Danau Toba dan beberapa tempat lainnya. Berkaitan dengan mitos candi
prambanan, diyakini bahwa candi ini dibuat Bondowoso sebagai syarat untuk
menikahi Roro Jonggrang yang meminta seribu candi dalam semalam. Kemudian
Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi pelengkap keseribu karena
menghianti janji. Muncul khurafat dan mitos bahwa pasangan yang datang ke
tempat tersebut secara bersama akan terputus hubungannya. Tempat lain yang
memiliki khurafat putus hubungan semisalnya adalah Kebon Raya Bogor, Baturaden
di Kabupaten Banyumas, dan Air terjun Coban Rondo di Malang.
Adapun contoh khurafat lainnya terkait dengan jodoh adalah
jangan makan depan pintu nanti jodohnya jauh, jangan makan di tempat tidur
nanti jodohnya pemalas, jangan makan menggunakan dua piring nanti istrinya dua,
dan jangan nyapu setengah-tengah nanti jodohnya jelek.
Di Indonesia juga memiliki banyak khurafat dan mitos hantu.
Banyak nama-nama hantu yang dipercaya sampai saat ini yang masih dipercaya
adalah hantu kuntilanak, Sundel Bolong, Tuyul, Pocong, Genderuwo, Wewe gombel
dan nama hantu lainnya. Contoh mitos hantu-hantu tersebut adalah Tuyul yaitu
dipercaya sebagai makhluk halus yang digambarkan berwujud anak kecil dengan
kepala gundul dan berjiwa kerdil, Tuyul dapat diperkerjakan dengan pekerjaan
tertentu dan biasanya untuk mencuri uang. Untuk menangkal tuyul, orang memasang
yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia
lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.
Khufarat dan mitos lain adalah terkait dengan binatang yang
dipercaya memiliki kaitan dengan mistis yaitu kucing hitam, burung hantu,
anjing hitam, ayam hitam, dan hewan lainnya. Contoh yang terkait dengan kucing
hitam, yaitu dipercaya memiliki mistis, dan ada juga yang percaya bahwa
keberadaan kucing hitam menunjukan adanya penampakan hantu atau sekedar lewat,
juga dipercaya keberadaannya menandakan malapetaka. Sedangkan mitos burung
hantu adalah dipercaya sebagai sahabat setan, suaranya dimaknai sebagai tanda
datangnya kematian serta berbagai malapetaka lainnya.
Contoh khurafat dan mitos lain adalah terkait tempat-tempat
yang dianggap keramat adalah Lawang Sewu Semarang, Alas Purwo, Gunung Merapi
dan Alas Roban serta tempat lainnya. Tempat-tempat tersebut dipercaya memiliki
keramat dan keangkeran. Sebagai contoh, misalnya pantai selatan yang dianggap
angker dan dipercaya banyak dihuni bangsa jin yang dipimpin oleh Ratu Kidul,
sehingga ungkapan rasa syukur dan memohon perlindungan dilakukan dengan cara nadranan
semacam ruwayatan, mengirim sesajen, sembelihan lalu dikirim ke laut.
Itulah beberapa contoh mitos-mitos yang tersebar di
masyarakat. Dan masih banyak mitos lainnya yang sampai saat ini masih diyakini
oleh masyarakat yang jahil akan akidah Islam.
Keyakinan pada khurafat dan mitos ini pada hakehatnya adalah
pemikiran masyarakat musyrik jahiliyyah. Meraka bersandar kepada khurafat dan
mitos sehingga akal sehat mereka rusak dan begitupula teori keilmuan mereka.
Sehingga akidah dan muamalah mereka sesat dan menyesatkan karena tidak
berlandaskan pada wahyu Allah SWT melainkan pada khurafat dan mitos yaitu
cerita-cerita bohong.
Secara umum, penyimpangan utama khurafat dan mitos terletak
pada penisbatan terjadinya sesuatu diantaranya musibah, kemudahatan dan
kemanfaatan kepada selain Allah SWT, baik tempat, benda, binatang, manusia, dan
bangsa jin ataupun yang lainnya. Dan ini bertentangan dengan prinsip dasar
Islam, bahwa Allah-lah yang Maha Kuasa dalam menimpakan kemudarahatan dan
memberikan kemanfaatan kepada makhluk-makhluk-Nya. Allah SWT berfirman dalam
Al-Qur’an Surat al-Thagabun ayat 11:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ
إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ
بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan ijin Allah dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan
memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat al-Hadid ayat 22:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ
فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ
إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ
قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ
ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)
pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.
Selain menyelisihi penisbatan kejadian alam semesta kepada
selain Allah SWT. Kepercayaan terhadap khurafat dan mitos yang direalisasikan
dalam bentuk ritual tertentu baik sesajen, ruwatan, dan yang lainnya untuk
memohon kebaikan dan meminta perlindungan telah menyimpang dari prinsip dasar Islam
yang mengajarkan tauhid yaitu berdo’a, memohon kebaikan dan berlindung dari
keburukan hanya kepada Allah SWT semata. Karena hanya Dia-lah yang mampu
mendatangkan manfaat dan mudharat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat
Yunus ayat 106:
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ
اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ
وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ
إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan janganlah kamu beribadah kepada yang tidak memberi
manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika
kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk
orang-orang yang zalim.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahqaf ayat 5-6:
وَمَنْ
أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ
دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا
يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ
غَافِلُونَ. وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ
كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا
بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang beribadah
kepada sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa) nya
sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan
apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu
menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Fatir ayat 13:
وَالَّذِينَ
تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا
يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada
mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.
Penyelisihan lain dari kepercayaan terhadap khurafat dan
mitos adalah keyakinan tanpa dasar ilmu. Padahal Islam adalah agama ilmu. Allah
SWT menurunkan al-Qur’an dan Al-Sunnah sebagai sumber utama ilmu dalam meniti
kehidupan ini dan sebagai hidayah bagi manusia. Allah SWT berfirman dalam
Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 36:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ
لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ
السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Tapi justru memang sebaliknya, orang-orang musyrik yang
percaya kepada khurafat dan mitos menuduh wahyu Allah SWT sebagi mitos
(cerita-cerita dusta) belaka. Dan inilah salah satu sebab kekufuran mereka.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Qalam ayat 15 dan Al-Muthafifin
ayat 13:
إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا
قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata:
“(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Nahl ayat 24:
وَإِذَا
قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ
رَبُّكُمْ قَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka "Apakah yang telah
diturunkan Tuhanmu?" Mereka menjawab: “Dongeng-dongengan orang-orang
dahulu"
Lebih spesifik lagi, penyimpangan mitos dan khurafat banyak
terkait dengan tauhid rububiyyah dan uluhiyyah. Dalam tauhid rububiyyah, ummat
Islam harus meyakini bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Rabbul-Alamin,
Pencipta, Penguasa dan Pengatur alam semesta. Segala yang terjadi pada alam
semesta ini adalah atas kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Karena Allah SWT sebagai
Rabb alam semesta maka peribadatan harus diperuntukan hanya kepada-Nya semata
termasuk berdo’a, meminta pertolongan, meminta perlindungan, takut, harap dan
lain-lain dan inilah yang disebut dengan tauhid uluhiyyah. Allah SWT berfirman
dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 21:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian yang telah
menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.
Ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa manusia diperintahkan
untuk memurnikan peribadatan kepada Allah SWT karena Dia satu-satunya Rabb
yaitu Pencipta manusia seluruhnya. Jadi pengakuan rububiyah Allah Ta’ala
mewajibkan pengamalan tauhid uluhiyyah.
Dengan demikian, dapatlah kita pahami bahwa khurafat dan
mitos banyak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar Islam. Maka hukum percaya
kepada khurafat dan mitos adalah syirik. Adapun klasisikasi syirik akbar atau
syirik ashgar tergantung pada jenis khurafat dan mitos serta pengamalan dari
kepercayaan tersebut.
Banyak dampak yang ditimbulkan dari kepercayaan kepada
khurafat dan mitos, yaitu mendatangi tukang sihir dan dukun, pengagungan
terhadap Jin dan Setan dan terpengaruh ramalan-ramalan buruk. Dan juga
ritual-ritual kesyirikan yang dianggap sebagai penolak bala dan manfaat lainnya
seperti ritual sesajen, ruwatan (nadranan), sedekah bumi, kurban untuk makhluk
ghaib dan ritual syirik yang lainnya.
Dari pemaparan perihal mitos dan khurafat, maka perlu
dipahami bahwa Islam adalah agama tauhid dan melarang semua bentuk kesyirikan.
Pemalingan hak rububiyyah, uluhiyyah dan asma wa sifat kepada selain Allah SWT
adalah bentuk kesyirikan yang diharamkan dalam Islam.
Post a Comment: