Memang agak sulit untuk menjelaskan apa itu 'Cold reading'. Cold reading adalah sebuah strategi penipuan psikologis, yang bukan hanya sebuah teknik, melainkan sekumpulan teknik-teknik yang digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda.
Dalam bagian ini kami membahas terlebih dahulu eksperimen yang kami lakukan beberapa minggu yang lalu.

Kemarin kami mengaku bahwa, dalam eksperimen yang kami lakukan, kami hanya menggunakan Cold reading untuk membaca kepribadian para relawan. Yang tidak diketahui sebagian besar relawan, mereka semua menerima hasil analisa yang sama persis. Ini hasil analisa yang diterima semua relawan:

“Hasil analisa kami menunjukkan bahwa Anda merupakan seorang yang setia terhadap orang yang dekat dengan Anda–seseorang yang bisa diandalkan saat orang yang dekat dengan Anda sedang mengalami kesusahan. Walaupun Anda seorang yang berpemikiran yang adil, Anda juga jauh lebih berambisi dari yang teman atau rekan Anda kira. Sebagian besar waktu Anda memberikan kesan bahwa Anda seorang yang kuat dan penuh semangat, namun sebenarnya Anda terkadang cemas tentang apa yang akan terjadi dihari esok. Dari hasil analisa, kami juga melihat bahwa dalam kondisi tertentu Anda bisa menjadi orang yang serba sempurna (perfeksionis), dan hal itu terkadang dapat mengganggu orang disekitar Anda. Anda baik dalam melihat kedua sisi sebuah argumen daripada langsung mengambil kesimpulan. Anda tipe orang yang suka mengumpulkan semua fakta sebelum Anda membuat sebuah keputusan. Saat Anda melihat kembali masa lalu Anda, Anda suka memikirkan tentang hal yang bisa Anda lakukan dengan berbeda, tapi pada umumnya Anda lebih memikirkan masa depan. Walaupun Anda menyukai perubahan dan variasi, Anda juga lebih tertarik terhadap guna akan rutinitas dan stabilitas. Anda sedang menghadapi keputusan yang berarti untuk sekarang ini, atau baru saja mengalami perubahan yang besar dalam hidup Anda. Anda tahu bahwa Anda memiliki kelebihan yang hingga sekarang belum bisa Anda manfaatkan secara penuh, dan ada waktu disaat Anda terbuka dan suka bersosialisasi, sementara di waktu lain Anda jauh lebih tertutup dan pendiam.”

Kalau Anda (yang tidak mengikuti eksperimen ini) baca hasil analisa diatas, Anda sendiri mungkin dapat mencocokkannya dengan kepribadian Anda. Hasil analisa diatas disusun rapi untuk disetujui sebagian besar pembacanya, bahwa hasil analisa tersebut benar-benar menggambarkan kepribadian mereka sendiri. Contoh, kalimat pertama, “Anda merupakan seorang yang setia terhadap orang yang dekat dengan Anda–seseorang yang bisa diandalkan saat orang yang dekat dengan Anda sedang mengalami kesusahan.” Disaat mendengar “orang yang dekat,” biasanya kita langsung bayangkan orang-orang yang kita peduli atau sayang (keluarga, teman, pacar, suami/istri, dll). Sebagai manusia, tentu saja kita akan bilang bahwa kita setia dan bersedia menolong orang-orang yang kita peduli dan sayang. Dalam hal ini, kami hanya bilang sesuatu yang ingin pembacanya ketahui tentang diri mereka sendiri.

Selain itu, dalam beberapa kalimat Anda melihat dua hal (atau lebih) yang terlihat satu, karena hal-hal tersebut berada hanya dalam satu kalimat. Contoh, dalam kalimat terakhir, “ada waktu disaat Anda terbuka dan suka bersosialisasi, sementara di waktu lain Anda jauh lebih tertutup dan pendiam.” Dalam kalimat yang satu ini, Anda seharusnya bisa melihat empat ciri-ciri yang terbagi dari dua sifat umum. Yang pertama, sifat extrovert, “terbuka,” dan “suka bersosialisasi.” Dan yang kedua sifat introvert, “tertutup,” dan “pendiam.” Meski orang yang bersifat extrovert, terbuka dan suka bersosialisasi, mereka juga kadang tertutup dan pendiam. Begitu juga sebaliknya untuk sifat introvert. Walaupun mereka cenderung pendiam dan tertutup, mereka juga kadang terbuka dan suka bersosialisasi.

Cold reading memiliki banyak teknik yang bisa digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda. Dalam eksperimen kami, kami menggunakan teknik yang paling sering digunakan dalam Cold reading; Efek Forer.


Apa itu Efek Forer?

Efek Forer (juga disebut efek Barnum setelah pengamatan PT Barnum bahwa "kita punya sesuatu untuk semua orang") adalah pengamatan bahwa individu akan memberikan penilaian akurasi yang tinggi untuk deskripsi kepribadian mereka yang konon dirancang khusus untuk mereka, tetapi dalam hal ini Samar-samar dan cukup umum untuk diterapkan ke berbagai macam orang. Efek ini dapat memberikan penjelasan parsial untuk penerimaan luas beberapa kepercayaan dan praktik.

Lalu apa hubungan psikologi dan kepribadian dengan Cold reading? Hubungannya, walaupun kita semua berbeda, secara psikologis, kita memiliki lebih banyak kesamaan dibanding perbedaan. Bisa dibilang, kita memikirkan dan mengalami hal yang sama di waktu yang berbeda.
Selain eksperimen kami, ada beragam cara dan klaim yang sering kita temui yang juga menggunakan Cold reading.



- Melihat masa lalu -
Teknik Cold reading untuk melihat masa lalu seseorang, paling jarang ditemui. Kemungkinan besar karena resikonya yang cukup tinggi. Meski demikian, tetap ada juga beberapa cenayang yang nekat untuk mencoba untuk melihat masa lalu seseorang.
Untuk melihat masa lalu, cenayang biasa menggunakan efek forer. Dalam sebuah percakapan antara cenayang dan kliennya, cenayang bisa mulai memancing dengan pernyataan seperti “Saya melihat sebuah kecelakaan yang cukup menegangkan di masa lalu Anda.” Setelah mengungkapkan pernyataan tersebut, langkah selanjutnya untuk cenayang adalah melihat respon klien. Berikut contoh 2 tipe klien dengan respon yang berbeda yang bisa ditemui cenayang:

Klien A
Kalau klien merespon pernyataan tersebut dengan “Ya,” cenayang tinggal meneruskan percakapan tersebut dengan “Apa yang terjadi waktu itu?” Klien biasanya, saking terkejutnya dengan keakuratan cenayang, akan menceritakan kejadian tersebut pada cenayang.

Klien B
Tentunya, tidak semua klien akan merespon dengan “Ya.” Biasanya kalau klien tidak bisa mengaitkan pernyataan tersebut dengan masa lalunya, sebelum menjawab “Tidak” atau “Tidak tahu,” klien akan menunjukkan ekspresi kebingungan karena klien sedang memproses informasi tersebut, dan sedang berusaha mencocokkannya dengan pengalamannya.

Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang kedua klien diatas, kita lihat dulu apa saja yang tersembunyi dibalik pernyataan “Saya melihat sebuah kecelakaan yang cukup menegangkan di masa lalu Anda.”

Kita mulai dari empat kata pertama dalam pernyataan tersebut: “Saya melihat sebuah kecelakaan...”
Klien bisa menginterpretasi keempat kata tersebut dengan cara yang berbeda-beda – sesuai dengan pengalaman klien. Klien yang berbeda-beda, tentunya, memiliki pengalaman yang berbeda-beda pula. Pengalaman terkait kecelakaan sangatlah beragam. Seorang klien bisa saja pernah mengalaminya secara langsung, menyaksikannya secara langsung, kehilangan seseorang akibat sebuah kecelakaan, atau, menjadi penyebab suatu kecelakaan. Kecelakaan sendiripun ada banyak macam. Ada kecelakaan pesawat, mobil, motor, sepeda, dan lain-lain. Namun yang sering dilupakan sebagian besar orang, pengalaman-pengalaman seperti tenggelam, terjatuh, atau terjepit, masih bisa dikategorikan sebagai kecelakaan.
Selanjutnya kita lihat tiga kata berikutnya, 'yang cukup menegangkan'. Kata-kata tersebut hanyalah pelengkap agar pernyataan diatas terdengar spesifik atau detil, yang sebenarnya masih membuat pernyataan tersebut samar-samar.
Sekarang, kita lihat tiga kata terakhir dalam kalimat pernyataan tersebut, 'masa lalu Anda'. Masa lalu bisa berarti beberapa tahun yang lalu, beberapa bulan yang lalu, beberapa minggu yang lalu, beberapa hari yang lalu, atau bahkan beberapa jam yang lalu.
Tidaklah mengesankan kalau klien A dapat menginterpretasi dan mencocokkan satu (atau lebih) kejadian dari berbagai jenis kecelakaan yang berkemungkinan besar pernah klien tersebut alami, saksikan, sebabkan, atau menyebabkan orang dekat klien menjadi korban dengan pernyataan cenayang tersebut.

Namun, bagaimana cara cenayang menghadapi klien B? Cenayang juga memiliki cara untuk menghindari kegagalan. Disaat klien terlihat kebingungan, biasanya cenayang akan terus memancing klien dengan berbagai macam informasi yang terdengar lebih spesifik. Seperti “Dalam kecelakaan tersebut, saya melihat seseorang yang sedang kesakitan” atau “Awalnya, kejadian tersebut membuat Anda terkejut dan sedikit terguncang tapi lama kelamaan Anda akhirnya bisa melewatinya.” Tentunya, masih ada banyak bentuk-bentuk pernyataan yang lain yang digunakan cenayang untuk menghindari kegagalan. Kalau cara ini tetap saja gagal, cenayang akan bilang “Mungkin Anda membutuhkan sedikit waktu untuk mengingatnya kembali. Cobalah terus untuk mengingat kejadian tersebut.”

Cold reading semacam ini, sebagian besar waktu, berhasil karena Cold reading memanfaatkan beberapa kekeliruan logis manusia; pemikiran selektif, bias konfirmasi, dan pemikiran khayal. Individu yang percaya dengan cenayang, yang mengaku bisa melihat masa lalu, hanya akan memilih hal-hal yang ingin mereka dengar untuk diingat, dan akan mengabaikan dan melupakan hal-hal yang tidak ingin atau yang mereka rasa tidak perlu diingat. Selain itu, Cold reading juga memanfaatkan ingatan kita yang sugestif, yang bisa ditanamkan ingatan palsu atau false memory (Selengkapnya mengenai 'ingatan', akan kami bahas dalam artikel lain).

Selain contoh pernyataan “Saya melihat sebuah kecelakaan yang cukup menegangkan di masa lalu Anda” yang kami berikan, masih ada banyak pernyataan-pernyataan lain, yang digunakan cenayang. Seperti “Saya dapat melihat saat-saat ketika Anda merasakan sakit hati yang diakibatkan orang yang dekat dengan Anda,” yang seharusnya sudah bisa Anda terjemahkan sendiri setelah melihat penjelasan untuk pernyataan sebelumnya.





- Rowland, I., 2002. The Full Facts Book of Cold Reading (3rd ed). London: Ian Rowland Limited


Post a Comment: